HOE
Hoe
(diucapkan [hø~hwe]) adalah istilah umum untuk berbagai makanan Korea berupa
potongan terbaik ikan segar atau daging yang tidak dimasak. Saengseon hoe (생선회,生鮮膾) adalah irisan tipis daging
ikan segar atau makanan laut lainnya (serupa dengan sashimi). Yukhoe (육회,肉膾) adalah daging sapi mentah yang
diberi bumbu kecap asin, gochujang, minyak wijen, dan arak beras. Gan hoe (간회,肝膾) adalah hati sapi mentah yang
dibumbui minyak wijen dan garam. Hongeohoe (홍어회, 洪魚膾) adalah irisan daging ikan pari
yang sebelumnya disimpan di dalam guci hingga terfermentasi.
Saus
cocol untuk saengseon hoe disebut chogochujang (초고추장) yang dibuat dari gochujang dan
cuka. Sebelum dimakan, hoe bisa diberi wasabi atau dicocol ke saus chogochujang
atau ssamjang (쌈장),
dan dibungkus dengan daun perila atau daun selada. Sewaktu dihidangkan, hoe
diletakkan di atas piring berisi dangmyeon agar terlihat menarik.
Di
rumah makan, ketika selesai menyantap saengseon hoe, orang sering memesan
maeuntang (sup ikan yang dibuat dari kepala ikan dan bagian ikan yang tidak
bisa dijadikan hoe) .
Sejarah
Tradisi
memakan daging dan ikan mentah di Semenanjung Korea diperkirakan diperkenalkan
oleh orang Cina pada awal periode Tiga Kerajaan Korea (57 SM--668 AD). Dari
kitab Analek karya Kong Hu Cu asal abad 1 SM ditulis, "Jangan makan sampai
menghabiskan yang halus. Jangan makan sampai menghabiskan potongan yang terbaik
(食不厭精,膾不厭細).[1] Istilah kuai (膾) mulanya berarti irisan ikan
mentah atau irisan daging seperti daging sapi atau daging domba. Namun sejak
zaman Dinasti Qin dan Dinasti Han, istilah ini hanya berarti ikan mentah.
Setelah Buddhisme berkembang di Korea sejak periode pertengahan Tiga Kerajaan
Korea hingga akhir Dinasti Goryeo (918–1392), membunuh hewan untuk dijadikan
makanan merupakan hal yang harus dihindari. Oleh karena itu, rakyat
meninggalkan kebiasaan makan hoe bersamaan dengan tidak lagi dikonsumsinya
daging. Makanan ini kembali dihidangkan setelah memudarnya pengaruh Buddhisme
pada akhir periode Goryeo. Pada masa Dinasti Joseon, kerajaan menjunjung tinggi
ajaran Konfusianisme, sehingga hoe kembali populer sebagai makanan orang Korea.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar